Skip to main content

Jenis-jenis autentikasi pada API

 Ada beberapa jenis metode autentikasi API yang umum digunakan untuk mengamankan dan mengontrol akses ke API. Berikut adalah beberapa yang paling populer:


API Key: Kunci API adalah string alfanumerik sederhana yang diteruskan sebagai parameter dalam permintaan API. Setiap klien diberi kunci API unik yang berfungsi sebagai kredensial untuk mengautentikasi dan mengotorisasi akses mereka. Kunci API sering digunakan untuk API publik dan memberikan otentikasi tingkat dasar.


OAuth/OAuth 2.0: OAuth adalah protokol standar industri untuk otorisasi yang memungkinkan aplikasi pihak ketiga mengakses sumber daya atas nama pengguna. OAuth 2.0 adalah versi terbaru dari protokol dan diadopsi secara luas. Ini melibatkan proses di mana klien memperoleh token akses dari penyedia API dengan menghadirkan kredensial dan izin yang valid. Token akses kemudian digunakan untuk membuat permintaan API yang diautentikasi.


Token Web JSON (JWT): JWT adalah format token aman URL yang ringkas yang digunakan untuk autentikasi dan otorisasi. Ini terdiri dari tiga bagian: header, payload, dan tanda tangan. Muatan berisi klaim tentang pengguna atau klien, dan tanda tangan digunakan untuk memverifikasi integritas token. JWT seringkali mandiri dan dapat membawa identitas pengguna dan mengakses informasi.


Basic Auth: Otentikasi dasar melibatkan pengiriman kredensial API (nama pengguna dan kata sandi) di header HTTP dari setiap permintaan. Meskipun mudah diterapkan, namun tidak dianggap aman untuk mengirimkan informasi sensitif melalui jaringan, karena kredensial dikirim dalam bentuk teks biasa.


Token Based Authentication: Otentikasi berbasis token melibatkan pembuatan token unik untuk setiap klien setelah otentikasi berhasil. Token tersebut kemudian disertakan dalam permintaan API berikutnya sebagai mekanisme autentikasi. Server memvalidasi token dan mengizinkan atau menolak akses berdasarkan validitasnya.


OpenID Connect: OpenID Connect adalah lapisan otentikasi yang dibangun di atas protokol OAuth 2.0. Ini memberikan lapisan identitas yang memungkinkan klien untuk memverifikasi identitas pengguna akhir berdasarkan otentikasi yang dilakukan oleh server otorisasi. OpenID Connect memungkinkan kemampuan Single Sign-On (SSO) di beberapa aplikasi.


Bearer Token Authentication: Otentikasi token pembawa melibatkan penggunaan token pembawa untuk mengautentikasi permintaan API. Token pembawa adalah string yang berfungsi sebagai bukti otentikasi dan otorisasi. Saat klien berhasil mengautentikasi, mereka menerima token pembawa, yang kemudian disertakan dalam header "Otorisasi" dari permintaan API berikutnya. Server memvalidasi token pembawa untuk menentukan keaslian dan izin klien.


Ini hanyalah beberapa contoh metode autentikasi API. Pemilihan mekanisme autentikasi bergantung pada berbagai faktor, termasuk persyaratan keamanan, kompleksitas sistem, dan kasus penggunaan khusus.

Comments

Popular posts from this blog

ITNSA Konfigurasi Ansible WinRM Windows Server

 ### Mengonfigurasi Koneksi Ansible ke Server Windows Ansible adalah alat otomatisasi yang sangat populer dan sering digunakan untuk mengelola berbagai jenis server, termasuk server Windows. Artikel ini akan memandu Anda melalui langkah-langkah untuk mengonfigurasi Ansible agar dapat terhubung dengan server Windows menggunakan WinRM (Windows Remote Management). #### 1. Menyiapkan WinRM di Server Windows ##### Opsi 1: Menggunakan Skrip PowerShell Anda bisa menggunakan skrip PowerShell yang sudah disediakan untuk mengonfigurasi WinRM agar dapat digunakan oleh Ansible. 1. Buka PowerShell di server Windows Anda sebagai administrator. 2. Jalankan perintah berikut untuk mengunduh dan mengeksekusi skrip konfigurasi:    ```powershell    iex (New-Object Net.WebClient).DownloadString('https://github.com/ansible/ansible/raw/devel/examples/scripts/ConfigureRemotingForAnsible.ps1')    ``` ##### Opsi 2: Pengaturan Manual 1. Buka PowerShell di server Windows Anda seb...

Soal dan pembahasan LKS ITNSA Network Infrastructure Basic

Soal tahun 2021 tingkat Nasional Soal bisa di download di https://itnsa.id Basic Configuration Configure IP Address of all network devices according to the addressing table.  Create SSH user ‘patah’ with password specified in the appendix.  Make sure the user are able to enter configuration commands in the router.  Allow server admins to SSH to all network devices.  If you need to set additional password on the Routers, use Skills39 Look at the appendix table and configure accordingly Configure IP address: csr1000v# configure terminal #change interface name according to the topology csr1000v (config)# interface GigabitEthernet0 csr1000v (config-if)# ip address  x.x.x.x y.y.y.y csr1000v (config-if)# no shutdown Create SSH user: csr1000v# configure terminal csr1000v (config) # username patah password cisco123 csr1000v (config)# privilege 15 patah Allow server admins to SSH: csr1000v# configure terminal csr1000v (config)# ip access-list standard SSH_ACL csr10...

Analisa Traffic WAF

 Tentu, berikut adalah contoh untuk setiap bagian analisis traffic WAF: #### 1. Analisis Path **Contoh**: - **Path yang Tidak Biasa**: Misalkan aplikasi Anda memiliki endpoint `/login`. Jika Anda melihat permintaan ke path seperti `/admin/../../config`, ini adalah path yang mencurigakan karena tampaknya mencoba mengakses direktori konfigurasi dengan teknik path traversal. - **Pengelompokan Traffic**: Jika banyak permintaan ke path `/api/upload` yang mencurigakan, ini bisa menunjukkan upaya eksploitasi terhadap fungsi upload file. #### 2. Analisis Method **Contoh**: - **Method GET**: Anda melihat permintaan GET dengan query string yang panjang seperti `GET /search?q=...`, di mana query string sangat panjang dan mengandung karakter yang tidak biasa. Ini bisa menjadi indikasi serangan seperti buffer overflow. - **Method POST**: Anda menerima banyak permintaan POST dengan payload yang besar dan mencurigakan, seperti `POST /update-profile` dengan data yang tidak sesuai format atau panja...